Senin, 14 November 2016

ANAK USIA DINI 
di DAERAH TERDEPAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL

Kupersembahkan untukmu anak-anak ku yang berada di daerah 3T...agar sedikit terekspos.
Pernah ku coba untuk bunuh  diri ketika saya masih muda. Tapi takut juga karena sakit dan keliatan bodoh sekali...
Setelah hari itu saya putuskan mengabdikan hidup saya untuk anak-anak  usia dini...
Tidak tahu  harus mulai darimana ketika saya ingin menjadi seseorang yang bisa berkontribusi pada dunia anak. Akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan pendidikan  S1 PG Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas Negeri Malang. Selama kuliah rutinitas kuliah saya lakukan biasa saja, tak pernah menonjol di kelas, IP juga sedang-sedang saja.. Tapi di dalam hati saya, saya memiliki kemauan, hasratt untuk apat membantu dunia anak.
Sempat mendaftarkan diri ke program pengabdian Indonesia Mengajar namun masih belum berhasil, SM3T angkatan 2 saya coba dan ternyata untuk formasi PG PAUD tidak ada, tidak berhenti di situ..saya mencoba mengabdi selama 1 tahun di TK Darussalam Blitar. Setiap hari saya menempuh perjalanan sejauh 50km untuk mengjar dengan gaji Rp 150.000,- perbulan,. Setahun mengabdi di Blitar  selanjutnya saya mengikuti SM3T angakatan ketiga dan mendapat tempat tugas di Kalimantan Utara  Kabupaten Nunukan Kecamatan SEMBAKUNG.
Saya akan sedikit berbagi dengan teman semua tentang kehidupan saya di daerah 3T(Terdepan, Terluar dan Tertinggal. Agar teman semua memiliki gambaran saudara-saudara kita yang ada di daerah 3T yang masih minimnya fasilitas negara. Tetapi, karena saya seorang pendidik maka akan lebih banyak bidang pendidikan yang saya ceritakan, khususnya anak usia dini di daerah 3T.

KECAMATAN SEMBAKUNG – KABUPATEN NUNUKAN
KALIMANTAN  UTARA (PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA)
Indonesia ternyata luas. Indonesia tak hanya jawa..!!!!!
Namun apa yang saya rasakan ketika pertama kali perjalanan menuju Kecamatan Sembakung...sumpah nangis ketakutan saya..karena apa? Dari Kab.Nunukan perjalanan menuju Sembakung hanya bisa ditempuh melalui transportasi air speedboat selama  2jam..
Lewat lautan dan sungai, dan pengalaman pertama saya melihat buaya di sungai yang saya lewati. Umpama speedboat yang saya tumpangi bersama 19 rekan saya terbalik,,sudah berakhirlah cerita hidup ini.wkwkwk...
Setelah 2 jam perjalanan dengan speedboat saya mengira telah sampai Kecamatan Sembakung, saya melihat rumah-rumah panggung dari kayu, dan sebuah SD dari kayu. Semuanya dari kayu, tanahnya pun merah berdebu dan kering. Saaat itu saya pingin buang air kecil, saya coba untuk menumpang di salah satu rumah warga di depan dermaga..di kamar mandi air yang saya gunakan cukup jernih namun pun mengalir kecil. Ketika saya tanya sumber air ke pemilik rumah ternyata air paling jernih berasal dari air hujan, dan untuk keperluaan mandi, mencuci mereka memanfaatkan air sungai. Ya Allah...apa-apa an ini...sungai penuh buaya begitu masih  saja mereka pergunakan karena tak ada yang lain.
Beberapa menit menunggu di dermaga ternyata itu daerah itu Kecamatan Sebuku, bukan tujuan tempat tugas saya. Bersyukur dan sedikit lega. Ketika rombongan UPTD Sembakung datang dan saya begitu antusias untuk segera menuju Sembakung..kami dijemput menggunakan 3 mobil, mobil bagus juga. Pikiran saya mobil yang digunakan menjemput saja bagus mungkin Sembakung lebih bagus dari pada Sebuku walaupun letaknya agak jauh. 30 menit perjalanan saya masih nyaman dengan jalan berasapal halus. Namun, setelah itu mobil yang saya tumpangi mulai melewati jalan yang berbatu, naik turun, berbukit bukit, banyak tanaman kelapa sawit, karet, tanamn liar, pohon2 besar, sungai berwarna hitam, rawa rawa dan berkali kali melewati genangan air lumpur sehingga mobil mengalami kesulitan. Rasa mual mulai dirasakan terombang ambing diatas terjalnya bebatuan selama 1 jam lebih..beberapa koper yang rekan saya diikat di atas mobil sempat terjatuh . Luar biasa...inilah Indonesia. Pingin rasanya menjerit agar semua orang tahu kalau mash ada kehidupan seperti ini, dengan infrastrutur yang masih minim, jalan tak diaspal, tiang listrik ada tepai kabel tidak ada hal ini tandanya listrik belum masuk.
Sampai di Kecamatan Sembakung tepatnya Desa Atap yang merupakan kota kecamatan berada di dataran rendah. Kami dikumpulkan di UPTD yang letaknya pinggir sungai besar. Melihat sungai besar yang lebarnya sekitar 100 meter dengan air berwana coklat, miris hati saya. Akankah  setahun kedepan saya tinggal disini..oh, tidak saya tidak bisa renang, bagaimana kalau banjir??
Saya beserta 19 teman saya berkumpul di kantor UPTD Kecamatan Sembakung, bangunannya cukup sederhana..rumah papan dan sangat dekat dengan bibir sungai. Kami mendapatkan pembagian tempat tugas di desa yang berbeda.  Ada yang di SMP, SD, dan TK Kebetulan saya di tempatkan di TK yang berada di kota kecamatan yaitu Desa Atap, sedangkan teman-teman lain di tempatkan di SD yang berada di desa pedalaman. Saya rasa ini sudah pedalaman ternyata ada yang lebih pedalaman lagi..desa pedalaman Kecamatan Sembakung hanya bisa dilewati dengan perahu, speedboat, ketinting karena antara desa satu dengan desa lain dihubungkan hanya dengan Sungai Sembakung.
Sungai yang  berhulu di Malaysia begitu rajin mengekspor airnya (banjir) ke Sembakung, ada banjir bulanan dan ada banjir tahunan yang terjadi setiap bulan Januari dengan kedahsyatan yang luar biasa karena mampu mematikan berbagai sektor di Kecamatan Sembakung. Mulai ekonomi, pendidikan akan lumpuh total. Ini lah salah satu penyebab Sembakung tetap menjadi daerah tertinggal yang sulit sekali berkembang. Ada perasaan aneh..mengapa masyarakat disini lebih senang hidup di pinggir sungai besar yang rawan dengan banjir begini,,, itu karena jalur air lebih mudah djangkau daripada jalur darat yang berbukit, berbatu terjal, sempit, berlumpur dsb..kota kecamatan saja hanya ada listrik mulai pukul 18.00 sampai pukul 06.00. apa lagi yang desa pedaman ya..sudah dapat terbayangkanlah..tak ada listrik, tak ada jalan raya,hahahahaha....INDONESIA!!!
Langsung  saja kita bahasan Anak Usia Dini khususnya ke TK na ya..karena tak ada habisnya kita nanti akan mengelus dada..prihatin dengan keadaan yang ada. Tapi inilah cara Tuhan mengabulkan permohonannku yang kepingin bisa berguna untuk yang lain,,daripada mati sia sia..di melekan nya mata ku untuk melihat dan merasakan secara langsung.
Tempat Tugas : TK Handayani Desa Atap
Pendidikan adalah usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar, rentang usia 0-6 tahun dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan penelitian, kecerdasan  anak  berkembang pesat pada usia dini, oleh karena itu merupakan kesembpatan yang baik untuk memberikanrangsanagan untuk mengoptimalkan aspek perkembangannya. Kenyataannya di Kecamatan Sembakung hanya ada 1 TK , Itupun juga ada di kota kecamatan, kota kecamatan dengan desa lainnya terpisahkan oleh hutan dan anya bisa dilalui melalui jalur air, sehingga semua anak didik berasal dari Desa Atap yang merupakan kota kecamatan. Bayangkan saja..bagaimana bagaimana anak2 bisa sekolah TK kalau TK saja hanya ada di kota kecamtan. Apa kiranya PAUD tidak penting?
Mungkin iya. Hahaha...
TK HANDAYANI tempat tugas saya yang merupakan TK satu-satunya di Kecamatan Sembakung saja keberdaanya mash memperhatinkan. Bangunan TK berada di pinggir Sungai Sembakung, kira kira 75 meter dari bibir sungai Sembakung, merupkan TK swasta, berdiri tahun 2005, status bangunan  masih pinjam pakai bekas mess kecamatan, tembok-tembok bangunan berlumut, lantainya sudah keramik namun sudah banyak yang pecah, bengkah, dan tidak rata..Mess ini memiliki beberapa ruangan. Ada 5 kamar ukuran 3 x 3 meter dan terdapat kamar mandi di setiap ruangan  namun hanya ada 1 kamar mandi yang bisa dipakai disalah satu ruangan, ada halaman di tengah bangunan. Namun saat pertama kali saya datang hanya digunakan 2 ruangan saja, 1untuk kelas, 1 lagi berantakan berisi media-media anak. Ruangan lain berlumpur, banyak kotoran kelelawar.
Hari pertama saya mengajar, seperti kebisaaan saya saat mengajar di Jawa, sampai di sekolah pukul 06.30 WITA. 1 jam lebih saya duduk termenung di depan sekolah, tak ada guru, tak ada anak. Saya berpikir...ini jadi sekolah apa tidak..hampir jam 08.00 tapi tidak ada satupun anak ataupun guru yang datang.
Tak lama kemudian datanglah anak murid dengan walimurid. Disusul dengan kedatangan kepala sekolah dan guru. Di TK Handayani ada 2 guru 1 guru B yang  merangkap sebagai kepala sekolah  dan 1 guru kelas A dengan jumlah anak didik anak 24 anak. Kulifikasi pendidikan para penddiknya S1 PGSD dan sedang menempuh S1 PAUD Universitas Terbuka.
Hari pertama ini saa memperhatikan permbelajaran yang ada di sekolah serta mengumpulkan informasi terkait TK melaui observasi dan wawancara, ini saya gunakan untuk merencanakan langkah apa yang dapat saya laksanakan dalam setahun kedepan.
Hasil pengamatan awal ketika masuk TK Handayani di daerah 3T
Pengamatan
Hasil
Kegataan  Belajar mengajar
-          Peraturan jam masuk sekolah, pulang sekolah  belum ada
-          Rencana pembelajaran belum ada
-          Pembagian waktu dalam kegiatan belum ada
-          Pembagian kegiatan belum ada
-          Usia anak dalam 1kelas masih beragam, ada 3tahun, 4 tahun untuk kelompok A. Kelompok B usia 4,5,6,7. Masih variasi hal ini menunjukkankalu sekolah belum memilki pedoman dalam penerimaan anak
-          Tidak ada buku anak
-          Tidak memanfaatkan media pembelajaran

Kemampuan anak
-          Dilihat dari Standar pencapaian perkembangan anak permen 58 masih di dibawahnya/belum tercapai
Adminitrasi Sekolah
- tidak memilki kantor
- buku adminitrasi sekolah masih minim dan kedaluwarsa
-tidak jelas keuangan sekolah
-tidak ada kurikulum sekolah
Bangunan sekolah
-          Bangunan sudah terbuat dari semen
-          Tembok berlumut
-          Lantai berkeramik, banyak yang pecah, bengkah, tidak rata
-          Atap banyak yang rusak
-          Ruangan sempit
-          Hany ada 2 ruang terpakai dari 5 ruangan yang ada, sisasanya tak terurus, banyak lumpur dan kotoran kelelawaran
-          Tidak ada listrik
-          Tidak ada kran air
-          Ada 1 kamar mandi yang bisa dipakai tapi airnya tidak ada, terkadang guru harus mengambil air disungai atau menawah air
-          Pintu kelas rusak semua

            Dari data yang diperoleh ada banyak hal yang harus dilakukan untuk TK ini. Memang benar adanya kalau TK ini membutuhkan suatu perubahan agar tidak hanya menjadi sekolah-sekolahan saja. Dari berdirinya sekolah ini di tahun 2005 berdasarkan info yang saya terima dari kepala sekolah, setiap tahunnya siswa yang bersekolah di TK ini selalu berkurang.. hal ini menandakan adanya sesuatu yang harus di evaluasi dan diperbaiki.
Kepala Sekolah, guru dan wali murid TK Handayani Sembakung mendukung perubahan yang saya lakukan. Pengalaman mengajar dari Jawa mulai saya terapkan, terkadang saya juga sempat meminta kiriman file tentang TK, berbagai buku TK untuk menambah referensi saya. Teori dan ilmu yang ada dibangku kuliah bisa terealisasi ketika kita mengabdi di daerah 3T. Di bawah ini adalah beberapa perubahan yang saya lakukan di TK Handayani
Bidang Kependidikan
PROGRAM KERJA SM – 3T
BIDANG KEPENDIDIKAN
      Nama Peserta                    : Dian Mardika Siwi, S.Pd
Bidang Ilmu                      : Pendidikan Anak Usia Dini
LPTK Penyelenggara        : Universitas Negeri Jakarta (UNJ)                  
Daerah Sasaran                 : Desa Atap
: Kecamatan Sembakung – Kabupaten Nunukan
No
Materi Kegiatan
Hasil
1
Menyusun RKH
v   
2
Menyusun bahan ajar
v
3
Menyusun alat/media pembelajaran
v  
4
Menyusun perangkat asesmen
v  
5
Melaksanakan tugas mengajar
ü   
6
Melaksanakan layanan bimbingan belajar bagi siswa yang membutuhkan
ü   
7
Melakukan bimbingan dalam perlombaan hafalan doa tingkat TK se Kecamatan Sembakung
ü   
8
Menyusun kurikulum sekolah
ü   
9
Membantu administrasi pendidikan di sekolah.
ü   
10
Memberikan wawasan kepada kepala sekolah dan guru yang berkaitan dengan TI
ü   
11
Membantu pengoperasian system Padamu Negeri
ü   
12
Memberikan  kegiatan ekstra kurikuler Tari
ü   
13
Memberikan pelatihan pembuatan RKH pada guru TK Handayani Desa Atap dan para Guru TK Tunas Bangsa di desa Tepian
ü   
14
Memberikan pelatihan berbagai tarian anak,fashion show, dsb dan menyelenggarakan acara” Gebyar Kreativitas dan Pengahantaran Kelompok B TK Handayani tahun ajaran 2013/2014”
ü   
15
Ikut serta dalam acara pesantren kilat untuk anak TK,SD di masjid Mujahidin bersama Mahasiswa Univ. Mulawarman, Panitia Masjid
ü   
16
Dekorasi kelas bersama guru, dan teman SM3T untuk persiapan tahun ajaran 2014/2015
ü   

Berbagai kegiatan diatas tidak saya lakukan sendiri ada banyak peran serta teman SM3T, guru, kepala sekolah, dan wali murid. Terimakasih semuanya..Bapak Ibu sekalian dengan senang hati membantu saya. Semoga denga keterbukaan yang ada segeralah Kecamatan sembakung terlepas dari predikat 3T. Aminnnnn....
Pada awal tahun 2014 mengabdi di TK Handayani Kecamatan Sembakung mulailah  muncul beberapa PAUD di desa-desa Kecamatan Sembakung dari program PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Munculnya PAUD ini saya ketahui ketika Ibu Camat selaku pembina program PKBM menitipkan guru PAUD di desa pedalaman untuk belajar mengajar di TK Handayani. Ada 6 guru dari 2 Desa yang sempat belajar di TK Handayani. Ini suatu perubahan yang positif karena adanya kesadaran masyarakat tentang pentinganya pendidikan anak usia dini. Sebelumnya saya mendengar dari guru-guru desa pedalaman Sembakung bahwa anak-anak tidak ada yang menikmati PAUD ataupun TK karena memang di desa mereka tidak ada, anak-anak mereka mulai sekolah pada sekolah dasar.

google+

linkedin

LABEL

0 komentar